KARYA ILMIYAH : PENGARUH SITUS JEJARING SOSIAL DALAM MENUMBUH-KEMBANGKAN RASA KEKELUARGAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah: “Sejauhmana pengaruh Jejaring Sosial dapat menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan?”

B. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak nilai-nilai moral yang sudah turun-temurun, salah satu warisan budaya leluhur Indonesia adalah rasa kekeluargaan yang sangat tinggi antar individu dan antar kelompok. Demikian juga di kalangan masyarakat melayu Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau, rasa kekeluargaan melekat dalam kehidupan sehari-hari yang sangat mendarah daging dalam jati diri sebagai anak bangsa Indonesia. Dalam adat ketimuran yang dikenal sopan dan santun, kebiasaan tersebut bercirikan hidup demokratis yang ditandai dengan sikap saling tolong menolong, berkomunikasi serta berinteraksi satu sama lain dalam lingkup kekeluargaan.
Zaman berganti, berubah begitu cepat dimana globalisasi dalam era kekinian telah menggeser berbagai sendi kehidupan sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Dunia hari ini tanpa batas, siapa saja dapat mengetahui isi belahan dunia hanya dengan mengakases informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi, Konon pengaruh ini merambah batas-batas kekeluargaan yang telah terbina selama ini, benarkah demikian? Yang jelas seperti sekarang ini muncul berbagai jejaring sosial yang bertujuan untuk memudahkan seseorang berinteraksi dengan yang lainnya serta mempermudah untuk mengenal dunia. Idealnya, tentu akan memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pergaulan yang semakin bertambah dan membawa dampak terhadap banyaknya potensi yang akan digali dan dimanfaatkan untuk sektor sosial, ekonomi bahkan kemajuan teknologi itu sediri sebagai kekuatan dasar untuk mempermudah pada aspek-aspek kehidupan lainnya.
Di sisi lain, gejala kehidupan sehari-hari menunjukan bahwa pemuda atau generasi muda merupakan 80% pengguna jejaring sosial ini, akan tetapi yang menggelitik adalah apakah generasi muda tersebut dapat menggunakan jejaring sosial itu sebagai sarana untuk menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan yang selama kurun masuknya teknologi tersebut semakin menurun? Demikian halnya bagi siswa-siswi di SMP AL Fattah Banyuurip, dimana sikap individualism, budaya kompetitif (khusus yang tidak sehat) mulai tumbuh, dan dikhawatirkan mau tidak mau, suka tidak suka akan menggeser rasa kekeluargaan yang terbina dibina oleh para pemimpin di sekolah ini dalam kerangka budaya leluhur bangsa.
C. Tujuan Dan Manfaat.
1.       Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh jejaring sosial itu dapat menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan yang telah menurun.
2.        Menemukan alternative untuk jejaring sosial yang tidak bisa kita hindari lagi pada zaman sekarang ini agar berperan dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan.
3.       Mengoptimalkan fungsi jejaring sosial tersebut.
4.       Memberikan masukan-masukan kepada pihak yang terkait dalam pembuatan kebijaksanaan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori
1.        Menurut Supomo, asas kekeluargaan dalam arti luas, meliputi segala macam bentuk kerjasama (cooperative), konsepnya satu tambah satu bukan dua, tapi lebih dari dua, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
2.       Menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBBI) kekeluargaan adalah hubungan kekerabatan keluarga, sifat
3.       Menurut ER Leach (1958) adalah "kategori kata dengan cara yang individu diajarkan untuk mengenali kelompok yang signifikan dalam struktur sosial di mana ia lahir"
4.       Menurut Nadahtul Ulama (NU), kekeluargaan adalah spirit tolong-menolong yang didalamnya terdapat elemen rasa persaudaraan dan saling mencintai.


B. Pendapat Terdahulu

Sejumlah pakar dan praktisi mengulas dampak buruk internet, khususnya mengenai maraknya penyalahgunaan situs jejaring sosial yang hampir dimiliki oleh semua kalangan remaja ini. Menurut beberapa kelompok, memiliki dan mengakses jejaring sosial sudah menjadi suatu kebutuhan. Sebut saja salah satunya facebook. Situs facebook ini merupakan situs jejaring sosial dengan jumlah pengguna terbanyak sampai saat ini.
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, permasalahan maraknya penyalahgunaan facebook yang berujung pada munculnya kasus penculikan, prostitusi anak, penipuan, dan penghinaan, sebenarnya bermuara pada keluarga. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anaknya mengakibatkan terjerumusnya anak-anak dalam kasus seperti yang telah di sebutkan di atas. Kebebasan anak-anak mengakses situs facebook yang tidak lagi harus ke warnet, namun juga bisa lewat ponsel semakin menambah frekuensi dalam mengakses jejaring sosial ini. Bahkan saat proses belajar mengajar pun mereka dapat mengaksesnya. Sehingga mereka merasa lebih dekat dengan orang-orang di situs pertemanannya itu dibanding dengan orang-orang di dunia nyata seperti keluarga sendiri. Anak yang sudah terpengaruh dengan globalisasi ini akhirnya memilih situs jejaring sosial ini sebagai tempat mereka mencurahkan berbagai hal, dan sebagai tempat mereka menerima saran dan informasi yang nelum teruji kebenarannya.
Berbagai pendapat terdahulu menyatakan kebaikan dan keburukan dari situs pertemanan ini, antara lain:
1. Kebaikan
    (1) Memperluas pergaulan
    (2) Media promosi/ iklan dan bisnis.
2. Keburukan
   (1) Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan nyata;
   (2) Mempengaruhi proses belajar;
   (3) Penipuan, penculikan, pencemaran nama baik,dll.

Sebagai contoh kasus, JAKARTA (Antara News), belakangan banyak laporan yang masuk ke pihaknya mengenai banyaknya ibu rumah tangga yang lari meninggalkan keluarga gara-gara berinteraksi dengan teman lama melalui laman jejaring sosial facebook.
C. Pemecahan Masalah
Permasalahan yang timbul dari penelitian kami adalah kecenderungan seseorang untuk berkomunikasi dengan dunia maya. Mereka merasa lebih dekat dengan dunia internet dibanding dengan lingkungan mereka sendiri. Padahal sejatinya, orang tersebut tidaklah berada di dalam dunia itu.
Permasalahan ini menimbulkan berbagai konflik yang berujung pada kasus kriminal. Begitu banyak kasus di temukan dan dibahas selama jeajring sosial ini lahir, mulai dari hal terkecil seperti penipuan sampai pada pertikaian bisnis, bahkan yang sedang marak sekarang ini, yaitu penculikan.
Namun kami melihat dari sisi yang berbeda, yaitu mengenai menurunnya tingkat sosial dan hubungan kekeluargaan yang merupakan tujuan utama dari dibentuknya situs jejaring sosial ini. Dari hasil penelitian kami, kami menyimpulkan bahwa begitu banyak orang yang merasa situs pertemanan facebook sangat mendarah daging, terutama dikalangan remaja. Akan tetapi, bak duri di dalam daging, facebook juga memiliki pengaruh buruk yang tidak kita sadari. Yaitu dapat melonggarnya rasa kekeluargaan dalam diri individu.
Dari situasi ini, kami memiliki ide dan gagasan dalam meningkatkan fungsi utama jejaring sosial ini yaitu :
1. Upaya Preventif
Upaya preventif yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar penggunaan situs jejaring sosial yang mengakibatkan ketagihan tidak timbul. Usaha preventif yang mungkin dilakukan yaitu sebagai berikut:
1). Keluarga
Orang tua berusaha menciptakan suasana yang harmonis dengan memberikan waktu luang untuk berkumpul bersama anak-anak misalnya di waktu makan bersama. Di saat itulah sering keluar ucapan-ucapan dan keluhan anak secara spontan. Spontanitas tersebut merupakan bahan pertimbangan bagi orang tua dalam memahami diri anakny. Dengan demikian, orang tua dapat menjadi ruang bagi anak untuk memecahkan masalahnya dan tidak menjadikan jejaring sosial sebagai pelariannya.
Orang tua hendaknya mengawasi dan membatasi anaknya dalam menggunakan jejaring sosial. Dengan pembatasan waktu ini, anak-anak dapat menyeimbangkan aktivitasnya kapan ia harus belajar dan kapan ia boleh mengakses internet. Pemberian waktu-waktu untuk mengakses internet kepada anak-anak membuat mereka tidak terus-terusan berada di dunia itu.
Selain itu orang tua juga menegaskan kepada anaknya agar tidak sembarangan dalam menerima ajakan untuk bertemu tatap muka (face-to-face) dengan orang yang belum dikenalnya dengan baik. Orang tua patutlah mendukung kegiatan yang hendak dilakukan anaknya, seperti kegemaran dan bakat mereka. Apabila orangtua terus menentang maka anak-anak akan berinteraksi dengan situs tersebut untuk mendapatkan kepuasan dan dukungan.

2). Sekolah.
Tenaga pendidik seperti guru seharusnya memperhatikan dan memberikan pendidikan tentang bagaimana menggunakan internet sehat. Selain itu guru juga memberikan gambaran mengenai dampak baik dan buruk yang diperoleh pengguna jejaring sosial. Guru mendidik dan membimbing guna anak-anak terarah dalam menggunakan jejaring sosial ini.

3). Diri sendiri
Yaitu upaya yang dilakukan oleh individu itu sendiri ketika mereka mengakses situs pertemanan atau pun internet agar tidak terkena dampak negatif penggunaannya. Upaya perlindungan diri sendiri ini antara lain menyimpan data seperti nama, umur, alamat rumah, no telepon dengan baik. Individu jangan mudah terpengaruh dengan rayuan-rayuan yang bersifat provokatif. Jadikanlah keluarga dan kerabat dekatmu sebagai lahan untuk bercerita, jangan menceritakan permasalahan dengan teman-teman di dunia maya. Karena belum tentu informasi yang kita peroleh benar.
Individu juga perlu menyaring pengaruh-pengaruh yang ada di situs tersebut, apakah baik atau buruk. Jadi dari dalam diri kita sendiri, sebenarnya kita dapat mencegah penyalahgunaan dari facebook tersebut.

2. Upaya Represif
Upaya represif merupakan salah satu upaya pencegahan setelah terjadinya peristiwa yang tidak kita harapkan. Berdasarkan hasil survey dari angket yang kami edarkan, ketika ada kegiatan sekolah siswa cenderung menggunakan ponselnya untuk mengakses internet. Hal ini menyebabkan siswa memusatkan perhatian pada ponselnya daripada mengikuti kegiatan sekolah tersebut. Situasi ini merupakan salah satu dampak internet dalam kegiatan pembelajaran. Siswa semakin memiliki banyak waktu untuk mengakses jejaring sosial itu. Untuk itu perlunya pengawasan yang ketat oleh pihak sekolah agar tidak terjadi kesalahan waktu penggunaan ponsel dan internet.
Kami juga memiliki gagasan dan ide untuk meningkatkan pertemuan fisik antar individu, antara lain dengan membuat semacam widget (kolom) pada laman jejaring sosial yang menyatakan bahwa seseorang telah berkunjung /bertatap muka dengan orang terkait. Sehingga pengguna jejaring sosial tidak hanya memberikan ucapan lewat situs ini, tetap pengguna terdorong untuk bertemu. Sehingga terwujudlah kembali budaya leluhur bangsa Indonesia yaitu rasa kekeluargaan.




BAB III
METODE PENELITIAN



A. Kajian Pustaka
Kami meninjau lebih jauh mengenai permasalahan situs jejaring sosial ini melalui sumber-sumber terpercaya, diantaranya berbagai buku sosial, ensiklopedia, kamus serta internet. Berbagai data dan sumber kami olah dan kami uji keabsahannya. Dari banyak buku-buku yang kami baca, khususnya buku yang membahas tentang jejaring sosial, terdapat begitu banyak permasalahan dan dampak dari situs sosial ini. Kebanyakan contoh kasus yang kami dapat dari internetpun turut mendukung kebenaran sumber.

B. Pengedaran Angket
Metode penelitian kami salah satunya dengan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topic permasalahan. Dari angket ini kemudian akan kami tarik kesimpulan dan persentase dari jawabannya.




BAB IV
PEMBAHASAN



A. Analisis Permasalahan

 Berdasarkan data yang ada, permasalahan yang timbul adalah kecenderungan terhadap penurunan rasa kekeluargaan dalam kepribadian bangsa Indonesia. Munculnya situs jejaring sosial yang seharusnya mempererat hubungan sosial antara individu ini justru merenggangkan tali kekeluargaan. Individu merasa tidak memiliki keharusan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudaranya. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey dari sample angket yang kami edarkan. Jadi jika kehadiran situs ini merenggangkan hubungan sosial, mengapa dinamakan jejaring sosial ?
Berdasarkan data angket yang disebarkan yang diikuti oleh peserta didik di tingkat pelajar SMAdiperoleh hasil yaitu 50 % berusia 16 tahun, 54,4% dari mereka memiliki lebih dari satu jejaring sosial, seperti facebook, twitter, plurk, dll. Dan 100% dari sample semuanya telah menggunakan jejaring sosial. 44,4% sample sudah menegtahui jejaring sosial sejak 2-3 tahun yang lalu, 27,7% mengetahui sejak 3 tahun yang lalu. Sehingga pada umumnya pengguna jejaring sosial telah mengetahui/ telah menggunakan jejaring sosial sejak 2 hingga 3 tahun yang lalu . Mereka menyatakan bahwa mereka menggunakan jejaring social lebih banyak untuk menghindari stress 40 % daripada untuk menambah perbendahaaran temannya (37%). Dan pengguna tersebut sebagian besar tidak mengenal dengan baik temannya, 67,7 % pengguna jejaring social mengetahui atau mengenal dengan baik kurang dari 50 % teman jejaring social mereka. Jadi pengguna jejaring social hanya mengenal secara sekilas teman jejaring social mereka. Dari 98,8% sample yang mempunyai kerabat dekat . 95% sample beranggapan bahwa tatap muka atau bertemu langsung merupakan hubungan kekerabatan yang lebih dekat. 64,4% mengaku frekuensi sample bertemu dengan kerabat mereka setelah adanya jejaring sosial adalah tidak berubah sebelum dan sesudah ada jejaring social. 37,7% orang bertemu dan mengunjungi teman atau kerabat dekat mereka diluar sekolah yaitu sekali seminggu. 54,4% pengguna facebook beranggapan bahwa setelah mengucapkan selamat, tidak perlu bertemu langsung dengan orang yang diberi selamat karena sudah mengucapkan melalui jejaring sosial. Jadi, dengan menggunakan jejaring sosial frekuensi pengucapan selamat secara langsung berkurang karena sudah adanya jejaring social.
Jadi dengan adanya jejaring social, tidak menambah frekuensi bertemu seseorang.

B. Sintesis Permasalahan
Munculnya permasalah ini mendorong kami untuk meneliti tujuan utama dari adanya jejaring sosial ini, dikarenakan kami sendiri juga termasuk salah satu pengguna dari situs pertemanan ini. Ide dan gagasan yang kami kemukakan salah satunya adalah, membuat semacam link yang dapat dilihat oleh pengguna jejaring social dimana link tersebut dapat menujukkan adanya kebersamaan atau kekeluargaan sesama pengguna jejaring social.
BAB V
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.       Jejaring sosial bisa bermanfaat juga bisa berdampak negatif bagi kita
2.       Seseorang akan memiliki pergaulan yang luas jika mampu mengambil makna dari informasi yang diaksesnya. Namun, akan terjerumus ke dalam dunia lain jika mamanfaatkan komunikasi tanpa batas. Apabila kondisi terakhir semakin merajalela, anak bangsa akan hidup sia-sia, rasa kekeluargaan akan berantakan.
3.       Dunia teknologi yang semakin canggih dapat mengakses berbagai informasi jika tidak dikontrol dan tidak diawasi akan mempengaruhi sikap kepribadian seseorang. Seseorang akan memiliki pergaulan yang luas jika mampu mengambil makna dari informasi yang diaksesnya. Namun, akan terjerumus ke dalam dunia lain jika mamanfaatkan komunikasi tanpa batas. Apabila kondisi terakhir semakin merajalela, anak bangsa akan hidup sia-sia, rasa kekeluargaan akan berantakan.

B. SARAN
Dalam penyusunan karya tulis yang selanjutnya, penulis menyarankan agar :
a) Kita hendaknya tetap menjaga diri dalam dunia jejaring sosial
b) Jangan mudah terpengaruh atau percaya dengan hal – hal yang bersifat negatif





DAFTAR PUSTAKA

http://mayaaya95.blogspot.com/2010/01/pengaruh-situs-jejaring-sosial-seperti.html





Postingan populer dari blog ini

M1 dengan Arsitektur ARM pengganti Intel di MacBook

Saham Bukalapak Pada Pasar Modal

Mengenai Saham GoTo (Gojek, Tokopedia)